LWN7LGF8LWJcNaBdMWNcNqp4x7ogxTcoAnUawZ==
MASIGNCLEANLITE103

Strategi Parenting Agar Anak Melek Finansial

Edukasi Keuangan Sejak Dini

Jika diulik lebih dalam, ternyata dunia parenting tidak hanya sebatas edukasi soal pola asuh saja. Melainkan ada satu hal yang juga tidak kalah pentingnya, yaitu edukasi soal finansial kepada anak, agar anak melek finansial.

Definisi melek finansial pada anak berarti kondisi di mana anak mampu untuk memahami, mengelola dan mengambil keputusan terkait keuangan sejak usia dini.

Melek finansial dianggap sebagai bekal yang sangat penting bagi anak-anak dan sebaiknya diajarkan sejak awal. Nanti agar ketika dewasa, anak akan terbiasa mengelola uang dan membelanjakannya sesuai dengan prioritas dan kebutuhan.

Adapun strategi parenting yang diterapkan tidak hanya sekadar mengenalkan anak pada angka atau cara menabung saja, melainkan membentuk dan membangun pola pikir serta perilaku yang sehat terhadap uang, salah satunya mengetahui perbedaan kebutuhan dan keinginan.

Anak-anak yang melek finansial, dinilai akan lebih siap menghadapi tantangan di masa depan. Mereka akan terbiasa berpikir panjang sebelum mengambil keputusan yang berkaitan dengan keuangan, menjauhi sifat konsumtif dan lebih menghargai usaha dalam mendapatkan sesuatu.

5 Strategi Parenting yang Bisa Diterapkan Pada Anak Agar Melek Finansial 

Membentuk anak agar lebih melek finansial tentu membutuhkan strategi yang tepat. Nah, berikut ini ada beberapa strategi parenting yang bisa dilakukan orang tua untuk menanamkan pemahaman tentang finansial pada anak sejak dini :

1. Ajarkan pemahaman tentang konsep delayed gratification 

Sebagai langkah awal, orang tua bisa mengajarkan konsep delayed gratification atau menunda kesenangan demi kebahagiaan anak di masa depan.

Terkadang orang tua sering memanjakan anak dengan membelikan barang yang mereka inginkan. Hal ini karena orang tua merasa bersalah sibuk bekerja atau karena memang mampu membelikannya.

Namun jika kebiasaan ini terus berlanjut, anak tidak akan belajar bagaimana cara membedakan antara keinginan dan keinginan. Dengan konsep delayed gratification ini, diharapkan anak bisa belajar mengontrol diri ketika ingin membeli sesuatu, karena sebelumnya telah memahami perbedaan keinginan dan kebutuhan.

2. Terapkan kebiasaan menabung 

Ajarkan anak untuk rutin menabung sejak kecil. Orang tua bisa menyiapkan celengan atau bahkan rekening tabungan khusus anak. 

Setiap kali anak mendapatkan uang, entah itu dari uang jajan, hadiah ulang tahun, angpao atau THR, ajarkan kepada mereka untuk menyisihkan sebagian uangnya, misalnya 20 persen dari total uang yang diterima. Dari kebiasaan sederhana ini, anak akan belajar bahwa uang tidak selalu harus langsung dihabiskan.

3. Ajarkan perbedaan keinginan dan kebutuhan 

Ketidaktahuan membedakan mana keinginan dan kebutuhan, bisa berakibat fatal bagi masa depan finansial. Maka dari itu, anak-anak perlu diajarkan sejak kecil tentang pemahaman tersebut.

Mungkin orang tua bisa memberikan contoh sederhana, misalnya makanan bergizi, pakaian dan tempat tinggal termasuk dalam kategori kebutuhan. Sementara beli camilan, mainan baru atau jalan-jalan termasuk ke dalam keinginan.

Edukasi sederhana tentang perbedaan ini, akan membuat mereka lebih berhati-hati dalam mengelola keuangan. Tujuannya bisa mengajarkan kedisiplinan dan mampu mencegah pola konsumtif ketika mereka beranjak dewasa nanti.

4. Orang tua perlu memberikan contoh nyata dalam tindakan 

Anak merupakan peniru ulung yang akan mengikuti setiap tindakan yang dilakukan oleh orang tuanya, sehingga terkadang orang tua akan menjadi standar perilaku bagi anak-anak.

Orang tua yang menunjukkan kebiasaan mengelola keuangan yang sehat, tidak boros dan rajin menyisihkan sebagian uangnya untuk berbagi, akan menjadi contoh yang baik bagi anak-anak. 

Dengan teladan ini, anak tidak hanya mendapatkan teori, tetapi juga melihat bukti nyata bagaimana uang dikelola dalam kehidupan sehari-hari.

5. Berikan kesempatan kepada anak untuk mengelola keuangan sendiri 

Ajari anak untuk bisa mengelola keuangan secara mandiri. Misalnya, ketika ada kegiatan di sekolah, beri mereka sejumlah uang untuk mereka kelola. Biarkan mereka mengambil keputusan apakah akan menghabiskan sekaligus atau menyisihkan sebagian uangnya.

Cara ini akan membuat anak merasakan langsung konsekuensi dari pilihannya tersebut. Jika uang cepat habis, mereka akan menyadari betapa pentingnya mengatur keuangan. Jika berhasil mengelola uang dengan baik, mereka akan merasa bangga dan percaya diri.

Konklusi 

Ketika anak sudah mulai melek finansial dan terbiasa mengatur uang, maka mereka mulai memahami bahwa keuangan itu harus dijaga agar tetap sehat. Tidak hanya sebatas pada anak, saja tetapi juga berlaku bagi keuangan orang tua dan juga keluarga.

Nah, demikian lima strategi parenting yang bisa dilakukan para orang tua terhadap anak-anak tercinta, agar anak-anak melek finansial.

Semoga bermanfaat.

Share This Article :
836955841360431299