LWN7LGF8LWJcNaBdMWNcNqp4x7ogxTcoAnUawZ==
MASIGNCLEANLITE103

Apa Itu Homeschooling, Kelebihan dan Kekurangannya Apa Saja?

Apa Itu Homeschooling

Pada umumnya, para orang tua akan memasukkan putra putri tercintanya ke sekolah formal ketika usia anak sudah mencukupi. Namun, saat ini proses belajar mengajar tidak hanya dilakukan di sekolah formal saja. Seiring perkembangan zaman, tidak sedikit orang tua yang memilih metode pengajaran homeschooling dibanding belajar di sekolah formal.

Dengan berbagai alasan, para orang tua memilih metode homeschooling untuk proses belajar mengajar putra putri tercintanya dari rumah saja. Mungkin saja orang tua memiliki pertimbangan lain untuk memberikan pelajaran di rumah saja, sehingga memutuskan untuk memilih homeschooling.

Jika Anda memiliki rencana untuk mendaftarkan anak memilih homeschooling tidak masalah. Namun pastikan Anda mengetahui terlebih dulu apa saja kelebihan dan kekurangan homeschooling. Agar nantinya proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar tanpa kendala yang berarti.

Homeschooling adalah proses belajar mengajar yang dilakukan secara penuh dari rumah saja. Biasanya guru akan melakukan kegiatan pengajaran di rumah anak.

Lantas, apa saja kelebihan dan kekurangan homeschooling yang perlu orangtua ketahui? Berikut ulasan lengkapnya guys!!

Kelebihan Homeschooling bagi Anak-anak

Mari kita lihat apa saja kelebihan atau keunggulan metode homeschooling yang perlu para orang tua ketahui.

1. Waktu dan durasi belajar lebih fleksibel

Berbeda dengan sekolah formal, di mana jam belajar para siswa telah ditentukan oleh sekolah. Pada metode homeschooling, jadwal belajar bisa dilakukan fleksibel, sesuai dengan kebutuhan para siswanya. Artinya, para orang tua dapat menyesuaikan jam belajar anak sesuai dengan keinginan. Cara ini dianggap dapat membantu anak-anak untuk tetap fokus bukan?

Jika jam belajar di sekolah formal biasanya cukup panjang, apalagi saat ini telah diterapkan sistem fullday school. Jam belajar yang terlalu panjang, cenderung membuat anak jadi tidak fokus belajar. Hal ini berimbas pada penyerapan materi pelajaran yang kurang maksimal. Sementara, homeschooling memiliki waktu belajar yang lebih singkat, tetapi tetap berkualitas.

2. Proses belajar mengajar jadi lebih fokus pada anak

Kelebihan homeschooling selanjutnya adalah proses belajar mengajara menjadi lebih fokus terhadap anak. Pasalnya, anak akan mendapatkan perhatian sepenuhnya dari guru yang mengajar di rumah. Hal ini akan membantu anak untuk dapat lebih fokus dan lebih mudah menerima materi pelajaran yang diberikan.

Berbeda dengan proses belajar di sekolah formal, di mana seorang tenaga pengajar (guru) akan mengajar kepada anak-anak dalam satu kelas, sehingga perhatiannya tentu akan terbagi-bagi. Dalam hal ini, orang tua juga tidak bisa memantau proses belajar mengajar di sekolah formal.

3. Meningkatkan quality time

Proses belajar mengajar dilakukan di rumah, sehingga orang tua dapat menemani atau memantau putra putrinya. Hal ini tentu akan menjalin hubungan yang lebih baik antara anak dan orang tua, karena hampir sebagian besar waktu dihabiskan di rumah. Bonding antara orang tua dan anak pun menjadi lebih erat.

Selain itu, orang tua juga bisa lebih maksimal untuk memantau tumbuh kembang anak, sekaligus bisa juga mencari tahu apa saja bakat dan minatnya. 

4. Menjaga anak dari korban bullying

Mungkin kita sering melihat perilaku bullying yang dilakukan oleh teman-temannya saat di sekolah ataupun di luar sekolah. Tindakan bullying sangat dilarang, karena sangat berpotensi akan memengaruhi kesehatan mental anak sejak dini. Orang tua juga kesulitan untuk mengawasi secara penuh pergaulan anak di sekolah.

Berbeda dengan homeschooling, di mana anak akan belajar penuh di rumah saja. Ini artinya anak-anak akan terhindar dari perilaku bullying, karena proses belajar mengajar berada di bawah pengawasan penuh dari orang tua. Orang tua juga jadi lebih tahu dengan siapa anak bergaul dan karakter masing-masing temannya.

5. Belajar untuk upgrade wawasan dan pengetahuan

Pada metode homeschooling, anak-anak digembleng untuk belajar agar mendapatkan wawasan dan pengetahuan yang baru, bukan untuk mengejar nilai dan rapor. Hal ini mampu meningkatkan wawasan yang lebih luas kepada anak didiknya.

Berbeda dengan sekolah biasa, anak-anak cenderung berkompetisi untuk mendapatkan nilai terbaik dalam segala mata pelajaran. Sistem pengajaran pun terkesan lebih mementingkan nilai daripada pengetahuan atau wawasan yang diserap oleh siswanya. Padahal mungkin ada beberapa mata pelajaran yang mungkin saja tidak dapat dikuasai oleh siswa tersebut, walaupun sudah mencoba semaksimal mungkin.

Kekurangan Homeschooling bagi Anak-anak

Selain memiliki keunggulannya, metode pengajaran homeschooling juga memiliki kelemahannya. Mari sama-sama kita simak di bawah ini guys!

Kelebihan dan Kekurangan Homeschooling

1. Anak jadi cenderung kurang interaksi dan sosialisasi

Proses belajar mengajar yang dilakukan di rumah, ternyata memengaruhi kehidupan sosial anak. Siswa jadi kurang berinteraksi sosial dengan teman-teman sebayanya. Bahkan anak cenderung kurang bergaul dalam kehidupan bersosial, berorganisasi dan yang paling parahnya lagi kurang bisa bekerja sama dalam sebuah team.

Berbeda dengan pendidikan di sekolah formal, anak-anak akan mudah bergaul dan memiliki banyak teman sebaya di sekolahan. Pergaulannya cenderung lebih luas, sehingga akan memengaruhi kehidupan sosilanya. Anak-anak juga jadi lebih mudah untuk berorganisasi hingga bekerja sama dalam team.

2. Daya saing anak cenderung lemah

Kelemahan metode homeschooling yang berikutnya adalah daya saing anak cenderung menjadi lemah, karena anak akan terbiasa "sendiri" saat sekolah. Hal ini juga akan berdampak dalam proses pengambilan keputusan, karena masih tergantung dengan orang tuanya di rumah.

Sebaliknya, sekolah formal memungkinkan siswa-siswinya untuk bersaing secara positif, dalam hal ini persaingan nilai dan mata pelajaran, sehingga anak-anak akan terpacu untuk bisa menjadi juara kelas. 

3. Belum ada standarisasi kurikulum

Metode pengajaran homeschooling biasanya belum ada standarisasi kurikulum yang pasti (apalagi kurikulum internasional), sehingga dianggap sebagai salah satu kekurangannya. Hal ini bisa saja si anak akan tertinggal pengetahuan dalam materi pelajaran tertentu.

Para pengajar homeschooling, tentu akan berusaha lebih giat lagi untuk menyamakan materi pelajaran, agar anak dapat mengikuti ujian kenaikan kelas. Namun ada juga yang pada akhirnya mengikuti kurikulum sekolah formal, tetapi pelaksanaannya dianggap tidak efektif jika diterapkan di rumah. 

4. Dibutuhkan komitmen penuh dan rencana yang matang

Metode homeschooling sepenuhnya dapat berhasil pada anak atau tidak. Hal ini tergantung dari komitmen para orang tua serta perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Pasalnya, seluruh proses belajar mengajar anak benar-benar berada di tangan guru homeschooling.

Pekerjaan sebagai tenaga pengajar homeschooling harus dilakukan secara penuh, agar anak tidak ketinggalan pelajaran dengan teman sebayanya. Maka dari itu, sangat diperlukan komitmen, waktu dan juga tenaga dari seorang guru homeschooling.

5. Harga yang relatif lebih mahal

Jika berbicara soal harga, homeschooling jelas dipatok dengan biaya yang lebih tinggi jika dibandingkan sekolah formal. Maka dari itu, penting bagi orang tua untuk mempertimbangkan matang-matang sebelum memasukkan anak ke homeschooling yang tepat agar tidak sia-sia.

Biaya tinggi yang harus dikeluarkan orang tua dalam homeschooling, tentu harus dilakukan secara kontinyu hingga proses pendidikan pada anak selesai. Jadi, pikirkan secara matang ya, sebelum memilih metode homeshcooling.

Nah itu tadi kelebihan dan kekurangan homeschooling yang perlu Anda ketahui. Semoga artikel ini bermanfaat ya, sekaligus bisa menjadi pertimbangan bagi para orang tua sebelum memilih homeschooling.

Share This Article :

Click here for comments 28 Comments:

  1. Ada teman yang akhirnya memindahkan anaknya dari sekolah biasa ke homeschooling karena anaknya mengalami pembulian di sekolah awalnya. Di homeschooling dia berhasil tidak mendapat perundungan, tetapi di sisi lain memang sepertinya interaksi dan sosialisasinya jadi sangat berkurang, apalagi untuk usia anak-anak yang sejatinya butuh berinteraksi dengan teman sebaya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masing-masing memang ada kelebihan dan kekurangannya sih. Jadi, balik lagi ke orang tuanya juga sih, mau nyekolahin di mana, ya terserah saja sih. Yang penting tetap mengawasi putra-putrinya secara intens

      Hapus
  2. sebelum memilih homeschooling untuk pendidikan anak emang orang tua kudu paham dulu konsepnya serta paham betul apa saja kekurangan dan kelebihannya biar orang tua ngga kaget dengan hasil pendidikan anaknya ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul banget. Harus paham dulu apa saja kekurangannya, biar siap menghadapi risiko apa saja yang bakalan muncul. Terima kasih sudah berkunjung yaaa

      Hapus
  3. Aku pribadi salut sama orang tua yang memutuskan anak-anaknya homeschooling. Kulihat anak-anak temenku yang HS begini potensinya jadi terasah, karena punya banyak waktu untuk eskplorasi sesuai minat dan bakat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anak-anak yang non HS pun sebenarnya masih bisa untuk mengasah minat dan bakatnya. Tergantung dari peran orang tuanya juga sih. Jadi, apapun metode belajar yang digunakan, tetap peran orang tua sangat penting banget.

      Hapus
  4. Kalau menurutku, homeschooling ini cocok bagi anak yang cenderung introvert. Bagi anak yang ekstrovert mereka pasti akan stres, karena minimnya bersosialisasi dengan teman sebayanya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Meski si anak belajar di rumah dengan metode HS, si anak tetap harus belajar bersosialisasi dengan teman-temannya di sekitar tempat tinggalnya. Hal ini baik untuk pertumbuhannya. Anak yang extrovert juga tetap bisa HS loh, kan dia juga bisa belajar bareng teman-temannya di rumah.

      Hapus
  5. Anak temanku ada yang homeschooling. Alasannya karena dibully di sekolah. Dia mogok ga mau sekolah akhirnya manggil guru buat ngajarin. Dia jadi agak menutup diri dari perhaulan karena trauma dibully

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kasian banget ya kalo sampe ngalamin pembullyan di sekolah. Akibatnya psikis si anak juga ikut terganggu. Kalau sudah begitu pilihannya, ya enggak apa-apa sih. Orang tuanya juga wajib mengawasi proses belajar anaknya di rumah dan perlu mengembalikan mood si anak agar bisa kembali ceria seperti semula.

      Hapus
  6. Saya juga perna berpikir untuk homeschooling sendiri saja, tapi saya masih ragu apakah saya sendiri bisa mengakomodasi kebutuhan anak. Akhirnya tetap nantinya dia di sekolah formal, tapi tetap saya beri pendidikan dari rumah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya enggak apa-apa Mba Anggita. Mau belajar di sekolah formal ataupun HS, yang penting orang tua harus selalu mensupport kebutuhan dan keperluan anak selama belajar. Meski si anak sekolah formal sekalipun, orang tua juga wajib memberikan pendidikan di rumah. Dan itu sangat penting juga loh!

      Hapus
  7. Homeschooling nggak cocok buat orangtua yang punya kesabaran setipis tisue terbelah dua seperti diriku. Karena itu, anakku urung ikut homeschooling hehehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waduh! Tisu aja udah tipis banget, ini tisunya terbelah dua pula. Berarti super tipis banget, hehehe... Enggak apa-apa Mba, yang penting proses belajar anak berjalan dengan lancar, apapun metode belajar yang digunakan.

      Hapus
  8. Sempat mau homeschoolingin anak tapi baru mau buat masterplan udah nyerah duluan. Nggak sanggup haha.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah kenapa tuh enggak sanggupnya. Coba persiapkan diri dan juga kebutuhan anak secara matang. Semoga saja suatu saat nanti bisa menerapkan HS di rumah untuk proses belajar anaknya ya Mba Retno.

      Hapus
  9. aku penasaran sama sistem home schooling. suka denger artis-artis yang sibuk syuting, banyak banget yang akhirnya sekolahnya jadi home schooling. kira-kira efektif gak ya itu...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hemmm, banyak faktor yang menentukan apakah HS berjalan dengan sukses atau enggak. Misalnya aja orang tua udah siap banget untuk menerapkan sistem HS untuk anak-anaknya, eh tapi anaknya malah males-malesan belajar. Tentu saja ini bisa dibilang belum efektif. Jadi, harus dilihat dulu.

      Hapus
  10. paling besar ya peran orang tua kalau home schooling gini, jadi benar-benar harus paham dulu ortunya dan siap dulu :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya karena HS dilakukan di rumah, jadi orang tua punya peranan yang sangat penting untuk mengawasi proses pembelajaran putra putrinya di rumah. Nah yang ini juga kudu pake skill, orang tua juga perlu pahami dulu cara mainnya.

      Hapus
  11. Setuju sekali dengan yang dipaparkan di atas.
    HS memang saat ini menjadi pendidikan yang paling ideal karena sudah ada komunitasnya juga atau bantuan semacam sekolah non-formalnya.
    Jadi mungkin lebih ke semi-HS. Anak-anak tetap bisa belajar bersama orangtua sebagai fasilitator dan tetap bisa bersosialisasi bersama teman ketika jadwal komunitas atau sekolah ditetapkan.

    Jadi balance.
    Hanya saja, tetap ada kekurangan dan kelebihan untuk masing-masing kondisi keluarga yang perlu dipertimbangkan dengan matang.

    Semoga sekolah dengan metode apapun, mampu mengembangkan bakat dan keinginan anak sesuai dengan kebutuhan fitrah belajarnya masing-masing.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya gitu deh, HS juga pastinya ada kelebihan dan kekurangannya. Jadi perlu banget mempertimbangkan secara matang sebelum memutuskan HS di rumah. Aaamiiin, semoga saja kebutuhan pendidikan anak-anak tetap terpenuhi ya, meski apapun metode pembelajaran yang dijalankan.

      Hapus
  12. Untuk HS ini memang kudu teliti banget, ya. Harus mempertimbangkan banyak hal, biar anak juga nyaman belajarnya. Serta sosialisasinya juga dapat.

    Selain itu, standar kurikulumnya kudu jelas juga. Apalayi jaman sekarang, hhh.. standard sekolah juga jadi sorotan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Perlu banget dong teliti dan memahami apa saja yang kudu dipersiapkan sebelum HS. Kalo anak nyaman belajar selama HS, orang tua tetap perlu mempertimbangkan hal lainnya, ya itu salah satunya standar kurikulumnya perlu disesuaikan.

      Hapus
  13. Salut dengan orang tua yang memilih Homeschooling untuk anaknya. Sempat tertarik jg dengan pendidikan di rumah ini tapi masih minim pengetahuan saya tentang HS ini. Jadi emang orang tua harus benar-benar pahan dan siap ya kalau mau anaknya menempuh HS

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya makanya penting banget bagi orang tua untuk tahu apa saja yang harus dilakukan ketika ingin menerapkan HS di rumah untuk putra putrinya. Jadi, orang tua sudah siap dengan segala risiko yang muncul saat HS sudah berjalan.

      Hapus
  14. Saay ini Home Schooling lagi naik daun, banyak menjadi pilihan orang tua untuk mendidik anak. Tentu dipilih karena kelebihan yang dimiliki.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Orang yang memilih homeschooling, pastinya punya alasan kuat untuk menerapkannya. Jadi bukan sekadar tren saja, tapi juga sudah menjadi kebutuhan bagi sebaian orang

      Hapus
836955841360431299